Suatu
hari di pagi yang sejuk. Cahaya sinar matahari begitu cerah, udara segar
seperti di pantai. Burung-burung berkicauan, tanda pagi sudah datang.
"Huuuhhh ... segarnya," kata Yuki. Hai,
teman! Aku Meyuki Achani panggil aku, Yuki. Nama Ayahku Irokagu Shitako, aku
biasa memanggil beliau Papa Iro. Nama Ibuku Yuriko Achani, aku memanggil beliau
Bunda Yuri. Nama Kakak Perempuanku Meyura Achani panggil saja Kak Yuri, Nama
Adikku Zatako Shitako panggil saja Dik Zako.
Hari ini aku, Kak Yuri, dan Dik Zako
pergi ke sekolah diantar Papa. Aku dan adikku bersekolah di Sakura Elementary
School. Aku duduk di kelas 5A, dan adikku kelas 2B. Sedangkan Kakakku
Bersekolah di Hanami Junior High School, kakakku duduk di kelas 8A. Setelah
sampai kami menuju sekolah kami masing – masing. Jarak antara sekolahku dan Kak
Yuri hanya 2 meter.
Bel
masuk pun berbunyi. Aku dan empat sahabatku masuk kelas bersama. Nama teman -
temanku, Karina Nobina dipanggil Karin, Keiko Morita atau Kei, dan Dinada Rachel
dipanggil Rachel.
Setelah masuk, kami berdoa dipimpin ketua
kelas. Lalu kami memulai pelajaran pertama yaitu Matematika. Setelah matematika
ada pelajaran kesukaanku yaitu, Pelajaran Seni!
#
Saat
pelajaran seni kami disuruh membuat Ikebana Spesial. Vas ikebana ku bergambar Bunga
Sakura dan Mawar, vas ikebana Karin dan Rachel bergambar Bunga Matahari dan Melati.
Setelah selesai membuat ikebana, kami langsung menuju kelas memasak.
Guru memasak kami Bu Hana, pada saat
sebelum pelajaran memasak dimulai. Kami mendapat perintah untuk mencari
pasangan untuk membuat membuat Mie Soto Ayam dari Indonesia. Aku memilih Rachel
karena dia pintar memasak. Pelajaran memasak pun dimulai.
Lalu kami mulai memasak, aku hanya
mencincang ayam dan membuat bumbu, yang lainnya tentu saja Rachel yang
melakukannya. Lima menit kemudian kami selesai membuat Mie Soto Ayam dari
Indonesia.
Kami memberikannya pada Bu Hana, “Kalian
kuberi nilai 200, 100 untuk Yuki dan 100 untuk Rachel ...!” kata Bu Hana.
“Apa Bu Hana menilai kita dari kerjasama,
rasa, waktu, dan tekstur?” tanyaku kepada Rachel
“Mungkin begitu,” jawab Rachel.
Aku dan Rachel langsung ke kelas
siap-siap berdoa dan pulang.
Setelah itu Bu Hira datang dan masuk
mengucap salam, murid-murid pun menjawab salam Bu Hira. Lalu Atsutaka, ketua
kelas kami maju dan memimpin doa pulang. Setelah selesai kami pulang ke rumah
masing-masing.