Search

12 Maret 2016

Resensi Buku: Negeri 5 Menara


1. Judul Novel : Negeri 5 Menara.
2. Nama Pengarang : Ahmad Fuadi (Mantan wartawan TEMPO & VOA, penerima 8 beasiswa luar negeri).
3. Nama Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama.
4. Tahun Terbit : Cetakan Pertama Juli 2009.
5. Nama-Nama Tokoh : Alif, Amak (Ibu), Ayah, Said, Baso, Raja, Dulmajid, Atang, Pak Etek Gindo, Ustad Salman, dan Pengurus Pondok Madani lainnya (Pondok Gontor).
6. Tempat Kejadian : Minangkabau dan Pondok Madani (Pondok Gontor), Jawa Timur.
7. Waktu Kejadian : 10 tahun lebih sebelum Desember 2003.

8. Menurut kamu, bagaimana cerita dalam novel yang kamu baca itu!
    Cerita dalam novel tersebut menceritakan kehidupan Alif di Pondok Madani bersama 5 kawannya. Tokoh Alif merupakan anak yang cerdas dan ingin mengikuti jejak Bung Karno dan BJ Habibie di ITB Bandung, tetapi takdir berkata lain. Cerita dalam novel ini sangat membuat kita terinspirasi bahwa kita dapat mencapai cita – cita kita sekolah di luar negeri tidak hanya karena masuk sekolah negeri tapi kita dapat mencapainya melalui pondok atau pesantren yang juga menambah ilmu keagamaan kita. Negeri Lima Menara merupakan buku pertama dari trilogi Negeri 5 Menara, sedangkan buku kedua dan ketiga trilogi Negeri 5 Menara yaitu Ranah 3 Warna dan Rantau 1 Muara secara berurutan.

9. Sebutkan alasanmu memilih buku ini!
    Alasan saya memilih buku ini karena mengasah kecerdasan dan emosi epiritual, kisah yang inspiratif, menyentuh, dan menanamkan nilai pendidikan, nilai kejuangan, serta nilai kebersamaan. Novel ini sudah diadaptasi menjadi film dan mencetak ulang ke 22 pada Juli 2013. Novel yang berkisah tentang generasi muda bangsa penuh motivasi, bakat, semangat, dan optimisme untuk maju dan tidak kenal menyerah ini juga pernah dibaca mantan bapak Presiden kita BJ Habibie idola tokoh utama dalam novel ini, Alif.

10. Buatlah ringkasan novel yang kamu baca tersebut dalam 12 – 15 kalimat!
    Alif sangat ingin mengikuti jejak Bung Karno dan BJ Habibie ke ITB di Bandung bersama kawan madrasah nya, Randai. Tapi Amaknya menyarankan Alif agar masuk ke Madrasah Aliyah. Alif sedikit kecewa dengan permintaan Amaknya tapi setelah menerima surat dari Pak Etek Gindo, Alif berubah pikiran. Pikirnya, lebih baik jika masuk sekolah agama sekalian saja di Jawa daripada di Sumatra Barat.
Di Pondok Madani, Alif bersahabat dengan Atang dari Bandung, Baso dari Gowa, Raja dari Medan, Dulmajid dari Sumenep, dan Said dari Surabaya. Mereka biasa disebut Sahibul Menara. Berbagai peristiwa dialami Alif dan Sahibul Menara selama 6 tahun di Pondok Madani dari peristiwa sergapan pertama Tyson, sepuluh pentung, festival akbar, sahirul lail, pendekar pembela sapi, shaolin temple, dan masih banyak lagi 40 cerita menarik. Cerita yang menentukan judul novel ini adalah sebagai berikut.
    Di bawah menara masjid, mereka menunggu Maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak ke ufuk. Awan awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing masing. Alif melihat Benua Amerika, Raja melihat Benua Eropa, Atang melihat Afrika, Baso melihat Asia, sedangkan Dulmajid dan Said sangat nasionalis, awan itu berbentuk peta negara kesatuan Indonesia.
Sebelum cerita Sahibul Menara di bawah masjid, ada berbagai mantra menarik yang diajarkan PM untuk para muridnya seperti Man Jadda Wajada yang berarti ‘Siapa yang bersungguh – sungguh akan berhasil’. Mantra ini sukses membawa Alif ke seantero dunia.
    Dulu Sahibul Menara melukis langit dan membebaskan imajinasi itu lepas membumbung tinggi. Dulu mereka tidak takut bermimpi, walau sejujurnya tidak tau merealisasikannya. Tapi lihatlah akhirnya! Setelah mereka mengerahkan segala ikhtiar dan menggenapkan dengan doa, Tuhan mengirim benua impian ke pelukan masing – masing. Kun fayakun, maka semula awan impian, kini hidup yang nyata. Mereka berenam telah berada di lima negara yang berbeda. Di lima negara impian mereka. Jangan pernah meremehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.

Alhamdulillah ....